Fantasi adalah suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (lama).
Menurut aliran ilmu jiwa modern memberikan pengertian, suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam fantasi ini manusia dapat menciptakan sesuatu yang belum ada, sehingga merupakan suatu kreasi. Menurut jenisnya fantasi dapat dibedakan menjadi :
· Fantasi menciptakan
· Fantasi terpimpin
· Fantasi melaksanakan.
Guna fantasi dalam kehidupan:
- Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
- Menimbulkan simpati kepada sesama manusia
- Dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah,
- Dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian,
- Dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita.
Bahaya fantasi: - Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebihan pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan.
- Karena kita dikuasai fantasi akan timbul rasa berdosa.
- Timbul pengertian dalam pepatah “besar pasak dari pada tiang”,
- Menimbulkan fantasi yang jauh dan liar, terutama akibat fantasi tanpa pimpinan.
Nilai fantasi dalam pendidikan:
- Dengan fantasi dapat digunakan dalam pelajaran sejarah, ilmu bumi, ilmu alam, dan sebagainya.
- Dengan memahami fantasi kita tidak akan lekas memberikan hukuman kepada anak didik.
- Dapat membentuk atau mempengaruhi watak anak didik (fantasi terpimpin)
- Dengan alat-alat pelajaran/pengajaran untuk dapat mengembangkan fantasi anak didik secara luas dan leluasa.
Sedangkan, perasaan merupakan gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf .
Perasaan terbagi menjadi:
1. Perasaan jasmaniah
· Perasaan-perasaan indriah: perasaan yang berhubungan dengan perangsangan terhadap panca indera, seperti: sedap, manis, asin, pahit, panas dsb.
· Perasaan vital: perasaan yang bersangkutan dengan keadaan jasmaniah pada umumnya, seperti: perasaan segar, letih, sehat, lemah tak berdaya dsb.
2. Perasaan rohaniah
· Perasaan Intelektual, yaitu: yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem – problem yang dihadapi.
· Perasaan Kesusilaan, yaitu: perasaan tentang baik buruk
· Perasaan Keindahan, yaitu: perasaan yang menyertai atau yang timbul karena seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak indah.
· Perasaan Sosial, yaitu: yang mengikatkan individu dengan sesama manusia.
· Perasaan Harga Diri, ada yang positif dan ada yang negatif.
· Perasaan Keagamaan, yaitu: yang bersangkut paut dengan kepercayaan seseorang tentang adanya Yang Maha Kuasa.
Bagi manusia perasaan memiliki berbagai macam nilai:
- Nilai perasaan bagi manusia umumnya
· Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan alam sekitar. Kita dapat ikut serta mengalaminya.
· Menimbulkan rasa senasib dan sekewajiban sebagai manusia.
· Dapat membedakan antara makhluk, bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai perasaan.
- Nilai Perasaan dalam pendidikan
- Dapat mendidik ke arah kebaikan atau keburukan. Dapat menimbulkan kebahagiaan, terutama kebahagiaan rohani.
- Menghindarkan perasaan rendah diri pada anak didik.
- Menanamkan rasa intelektual pada anak didik.
Dalam menghadapi bencana yang banyak terjadi di Indonesia sekarang ini, biasanya timbul perasaan simpati dan empati. Perasaan ini tergolong sebagai perasaan rohaniah social yang dapat timbul dari rasa senasib dan sebangsa sebagai warga Indonesia.
Rasa simpati kemudian dapat berkembang menjadi empati yang tidak hanya mengucapkan bela sungkawa ataupun memberikan doa, tetapi secara nyata memberi bantuan kepada para korban bencana yang membutuhkan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar