Ekstrovert adalah tipe kepribadian yang bersifat terbuka, mudah bergaul, dan menyenangi dunia luar. Makhluk ekstrovert biasanya menjadikan dunia luar sebagai sumber pengisi energi utama mereka. Meskipun energi mereka secara fisik terkuras oleh kegiatan luar, tetapi akan banyak arus positif yang mengalir ke pikiran mereka yang menimbulkan isi ulang energi. Lain halnya jika mereka berada dalam keadaan diam dan sendirian, arus negatif akan mengalir ke pikiran mereka yang secara otomatis menguras energi dan bisa saja mengarah kepada stress.
Berlawanan dengan seorang ekstrovert, seorang introvert ialah tipe manusia yang orientasi pikirannya cenderung tertuju ke dalam pikiran, perasaan, dan segala sesuatu yang bersumber dari dirinya sendiri.
Di mata saya, yang menurut beberapa tes kepribadian merupakan seorang ambievert (tipe transisi antara ekstrovert dan introvert), seseorang dengan kecenderungan ekstrovert memiliki banyak kejutan dalam dirinya. Saya masih sering terkagum-kagum dengan keluwesan mereka dalam bersosialisasi dan berkomunikasi di lingkungan sosial baru. Tenaga yang mereka miliki dalam berbagai kegiatan pun patut diacungi jempol. Mereka bukanlah jenis manusia yang merasa cukup mengirim doa ataupun bantuan materi kepada yang membutuhkan, tetapi mereka merasa memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan secara langsung dengan menyisihkan waktu dan tenaga mereka sendiri.
Secara umum, seorang ekstrovert pasti akan lebih mudah disenangi daripada seorang introvert. Pribadi mereka yang cenderung menyenangkan, banyak bercerita, dan supel menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang ekstrovert dalam lingkungan sosial, tidak seperti seorang introvert yang cenderung terlihat kaku dan pemalu. Namun, jika diteliti lebih jauh makhluk ekstrovert terkadang tidak memiliki keunikan tersendiri. Kecenderungan mereka untuk tampil menyenangkan dan diterima di lingkungan sosial menyebabkan mereka mengalami kesulitan untuk mengenali diri masing-masing. Karena hal itu pula, seorang ekstrovert masuk ke dalam golongan manusia yang sulit memegang komitmennya.
Pembagian tipe kepribadian manusia menjadi ekstrovert, introvert, dan ambievert tidak semata-mata menggolongkan manusia ke dalam tiga karakter saja. Karena dalam dunia nyata tidak ada manusia yang secara sempurna masuk ke dalam golongan ekstrovert dan introvert ataupun secara stabil ada di titik ambievert. Yang ada hanyalah berabagai kecenderungan yang bersifat dinamis, karena setiap manusia pasti memiliki sisi ekstrovert maupun introvert. Timbul tenggelamnya dua sisi ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan, proses pendidikan, ataupun pembelajaran khusus.
etd.eprints.ums.ac.id/2423/1/F100040234.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar